Gunung Tangkuban Parahu, Pesona Legenda dan Keindahan Alam

Gunung tangkuban Parahu

Pernahkah kamu melihat gunung yang bentuknya mirip perahu terbalik saat berkunjung ke Kota Bandung? Tepatnya di utara Bandung, ada sebuah gunung yang  menjadi ikon alam dan legenda yang nggak bisa dilepaskan dari cerita rakyat Sunda, Gunung Tangkuban Parahu namanya.

Sebagai wargi Bandung, aku tumbuh dengan kisahnya tentang Sangkuriang dan Dayang Sumbi. Cerita legenda  rakyat yang dijadikan asal usul terbentuknya Gunung Tangkuban Parahu.

Gunung ini tidak hanya memberikan cerita legenda yang menarik untuk diulik, tapi juga tentang pesona alam yang bikin siapapun jatuh cinta. Penasaran gak sih gimana kisah lengkap tentang Gunung Tangkuban Parahu ini? Yuk kita simak bersama-sama.

Sejarah dan Legenda Gunung Tangkuban Parahu

Nama “Tangkuban Parahu” berasal dari dua kata dalam Bahasa Sunda: tangkuban (terbalik) dan Parahu (Perahu). Kalau kamu melihat dari kejauhan, bentuk gunung ini memang seperti perahu yang terbalik. Dari sinilah asal mula kisah legendaris Sangkuriang dan Dayang Sumbi yang terkenal di seluruh Indonesia.

Konon, Sangkuriang jatuh cinta pada ibunya sendiri, Dayang Sumbi, tanpa tahu siapa sebenarnya perempuan itu. Saat kebenaran terungkap, Dayang Sumbi memberi syarat mustahil: Sangkuriang harus membuat danau beserta perahu dalam semalam.

Dengan segala akal siasatnya, Dayang Sumbi berusaha untuk menggagalkan usaha Sangkuriang setelah mengetahui jika dia adalah anaknya. Ketika gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahunya hingga terbalik. Perahu itulah yang dipercaya menjadi Gunung Tangkuban Parahu.

Legenda ini begitu melekat, bukan hanya karena kisah cintanya yang tragis, tapi juga karena bentuk gunung yang benar-benar menyerupai Parahu terbalik. Tidak heran kalau Gunung Tangkuban Parahu jadi salah satu wisata alam favorit di Bandung.

Lokasi dan Akses Menuju Gunung Tangkuban Parahu

Gunung Tangkuban Parahu terletak di Lembang, kurang lebih sekitar 20 kilometer di utara Kota Bandung. Dari pusat kota, perjalanan menuju kesana memakan waktu sekitar 45 menit hingga satu jam tergantung lalu lintas.

Kalau kamu dari arah Bandung, rutenya paling populer adalah melewati Jalan Setiabudi – Lembang – Tangkuban Parahu. Di sepanjang jalan, kamu bisa mampir ke berbagai tempat wisata lain seperti Farmhouse Lembang, Dusun Bambu, atau The Lodge Maribaya. Jadi, perjalanan ke Tangkuban Parahu bisa sekaligus jadi trip wisata satu hari yang lengkap!

Buat yang nggak bawa kendaraan pribadi, ada juga angkutan umum dan ojek online yang bisa mengantarmu sampai gerbang utama. Namun, bagian paling seru justru saat jalan kaki sedikit menuju kawah, udaranya sejuk, kabut tipis, dan aroma belerang yang khas bikin suasana terasa misterius tapi tenang.

Daya Tarik Utama Gunung Tangkuban Parahu

Lokasi Gunung Tangkuban Parahu

Gunung Tangkuban Parahu punya beberapa kawah aktif yang bisa dikunjungi. Yang paling terkenal adalah Kawah Ratu, Kawah Domas, dan Kawah Upas.

1. Kawah Ratu

Ini adalah kawah terbesar dan paling mudah dijangkau. Dari area parkir, kamu bisa langsung melihat pemandangan kawah yang luas, dikelilingi tebing batu abu-abu dengan uap belerang yang keluar dari celah-celah tanah. Dari atas, pemandangannya spektakuler.

2. Kawah Domas

Kalau kamu suka petualangan, bisa coba trekking sekitar 1,2 kilometer ke Kawah Domas. 

Di sana, kamu bisa melihat aktivitas vulkanik lebih dekat, bahkan mencelupkan kaki ke air panas alami yang dipercaya bisa menyembuhkan pegal dan melancarkan peredaran darah. Banyak juga wisatawan yang mencoba merebus telur di air panasnya seperti permainan game PS1, Harvest Moon.

3. Kawah Upas

Berbeda dengan dua kawah lainnya, Kawah Upas lebih sepi dan punya nuansa mistis. Letaknya agak jauh dan tidak selalu dibuka untuk umum, tapi bagi pecinta fotografi, tempat ini jadi surga karena pemandangannya yang masih alami dan tenang.

Suasana Gunung Tangkuban Parahu

Yang bikin Gunung Tangkuban Parahu istimewa bukan cuma pemandangannya, tapi juga suasananya. Udara di sini selalu sejuk, sekitar 17–20 derajat Celcius, dan kadang diselimuti kabut tebal di sore hari. Wangi belerang yang samar-samar tercium justru menambah kesan mistis yang romantis.

Banyak wisatawan datang pagi hari untuk melihat kawah sebelum kabut turun. Tapi kalau kamu datang sore, kamu bisa menikmati momen saat matahari perlahan tenggelam di balik pepohonan pinus, pemandangan yang nggak kalah indah dari pantai mana pun.

Selain itu, di sekitar area wisata juga banyak warung dan kios oleh-oleh yang menjual souvenir khas Bandung dan Lembang, seperti keripik tempe, bandrek, atau syal rajut yang cocok buat melawan udara dingin.

Tips Berkunjung ke Gunung Tangkuban Parahu

  • Datang pagi hari.

Selain lebih sepi, udaranya juga lebih segar dan kabut belum terlalu tebal.

  • Gunakan jaket tebal dan masker.

Aroma belerang kadang cukup kuat, terutama di area Kawah Domas.

  • Patuhi rambu dan petunjuk pengelola.

Karena ini gunung aktif, selalu ada zona yang tidak boleh dilewati.

  • Jaga kebersihan.

Jangan buang sampah sembarangan agar keindahan gunung ini tetap terjaga.

Penutup

Bagi wargi Bandung, Gunung Tangkuban Parahu bukan sekadar tempat wisata atau legenda masa kecil. Ia adalah simbol tentang bagaimana alam, cerita, dan budaya bisa berpadu dalam satu lanskap yang indah. 

Setiap kali aku datang ke sini, selalu ada rasa kagum yang membuat terkesima. Mengetahui bahwa di balik udara dingin Lembang, tersimpan kisah cinta yang abadi dan panorama alam yang tak pernah membosankan.

Kalau kamu sedang merencanakan liburan ke Bandung, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Gunung Tangkuban Parahu. Datanglah, hirup udaranya, lihat kawahnya, dan rasakan sendiri bagaimana legenda itu hidup.

ttd abira journal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *