Masih melanjutkan cerita saat liburan di Yogyakarta, kali ini kami mau cerita tentang salah satu kuliner yang selalu kami kunjungi di Yogyakarta, yaitu Sate Klathak Pak Bari.
Pertama kali kami tahu kuliner ini apalagi kalau bukan dari film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2. Saat Cinta diajak Rangga buat makan sate di pasar.
Semenjak adegan itu, sate klathak Pak Bari jadi salah satu wisata kuliner yang wajib dikunjungi saat berlibur ke Yogyakarta.
Sate Klathak Pak Bari
Sate Klathak Pak Bari merupakan sate kambing muda usia sekitar 8-9 bulan yang ditusuk menggunakan besi panjang dan disajikan dengan kuah kuning.
Seingetku, sate klathak paling terkenal di Yogyakarta itu adalah Sate Klathak Pak Pong. Karena itu adalah sate kambing favoritnya Pak Jokowi.
Tapi kami lebih memilih untuk mengunjungi Sate Klathak Pak Bari untuk kami coba pertama kali karena film AADC 2. Selain penasaran sama rasanya, kami juga tertarik dengan sensasi makan di pasar gitu. Biar kerasa authenticnya kalau kata swamiku. Hehe.
Menu Sate Klathak Pak Bari
Selain sate klathak, di Pak Baru juga tersedia menu lain seperti nasi goreng ayam/kambing, tongseng, kicik, gulai, tengkleng, dan kronyos.
Malam itu kami memesan sate klathak, nasi goreng ayam, tongseng, kicik dan kronyos. Lumayan banyak karena sekalian merayakan hari ulang tahun G! Anggap saja lagi birthday dinner gitu ceritanya. Wkwk.
Review Sate Klathak Pak Bari
Sejujurnya, aku kurang suka sama sate kambing. Alasannya pun sama seperti kebanyakan orang yang gak suka sama bau kambing yang prengus.
Tapi, sate klathak Pak Bari ini rasanya beda. Dagingnya empuk, gurih, dan gak bau kambing sama sekali. Mungkin karena pakai kambing muda ya makanya dagingnya gak tercium bau khas kambing.
Sate klathak Pak Bari dibuat dari daging kambing yang hanya diberi garam kemudian langsung dibakar di atas arabf. Jadi rasanya dagingnya masih original tidak terlalu banyak bumbu.
Disajikan bersama kuah kuning seperti kuah gulai, menambah rasa sate klathak yang khas. Satu porsi sate klatak berisi 2 tusuk sate tanpa lemak dan kuah gulai.
Kronyos
Pertama kali makan kronyos tuh justru di Sate Klathak Pak Pong dan langsung jadi menu favoritku! Walau jangan banyak-banyak yaa karena kronyos adalah bagian lemak kambing yang dibakar dan diberi bumbu garam saja.
Kalau kebanyakan khawatir kolesterol langsung naik. Hihi!
Perbedaan kronyos di Pak Bari dan Pak Pong itu ada di harganya. Kalau kronyos di Pak Pong diberi harga Rp20.000 per porsi, di Pak Bari harganya Rp.0 alias gratis! Kamu tinggal minta saja, kalau masih ada nanti akan dikasih kok!
Mungkin karena ini bagian lemak yang dibuang kali ya makanya dikasih gratis.
Harga Sate Klathak Pak Bari
Untuk semua makanan berbahan dasar daging kambing di Sate Klathak Pak Bari diberi harga Rp27.000 per porsi. Sedangkan untuk nasi goreng ayam harganya Rp15.000.
Intermezzo dikit yaaa!
Harganya ini naik Rp3.000 dibandingkan 4 tahun lalu. Kebetulan saat pertama kali ke sini aku sempat menuliskan reviewnya di jurnalku. Niatnya sebagai panduanku untuk ditulis di blog, ternyata baru direalisasikan 4 tahun kemudian.
Lokasi Sate Klathak Pak Bari
Kesimpulan
Sate Klathak Pak Bari merupakan kuliner yang wajib banget dikunjungi saat ke Yogyakarta. Perubahan saat pertama kali aku datang 4 tahun lalu dan tahun ini tuh terletak di penerangannya yang lebih baik, tempatnya juga jauh lebih bersih dan tertata dibanding 4 tahun lalu.
Ya begitulah kalau berbisnis harus ada perubahan yaa biar memuaskan pelanggan.
Kalau untuk rasa, hampir tidak ada yang berubah. Masih sama enaknya seperti 4 tahun lalu. Bahkan suamiku ngajak ke sana lagi kalau ke Yogyakarta.
Oiya, waktu kami lagi makan di sini sutradara Dimas Djay juga makan malam di sini loh! Terbukti kalau Pak Bari ini bukan hanya terkenal karena AADC saja, tapi rasanya juga enak dan menjadi langganan orang terkenal.
Leave a Reply