Perjalanan Gilimanuk – Seminyak yang Menyenangkan!

pemandangan dari warung pantai

Melanjutkan cerita tentang perjalanan road trip kami dari Bandung menuju Bali, kali ini kami sudah sampai di Pulau Bali, tepatnya Pelabuhan Gilimanuk.

Tentu saja perjalanan kami untuk bisa liburan di Bali masih cukup panjang. Karena jarak dari Gilimanuk ke Seminyak kurang lebih masih 127 km lagi atau sekitar 4 jam-an. Masih cukup lama karena sampai kami bisa menikmati pantai turis di Bali. Hehe.

Kami tiba di Pelabuhan Gilimanuk sekitar pukul 10.15 WITA, masih cukup pagi untuk melanjutkan perjalanan ke Seminyak. 

Tadinya estimasi kedatangan kami sekitar jam makan siang, jadi setelah menyebrang kami berencana untuk makan siang dulu di Ayam Betutu Gilimanuk Bu Lina. Ternyata waktu kedatangan jauh lebih cepat, sehingga kami melewatkan makan siang ayam betutu di Gilimanuk.

Gapura kedatangan Gilimanuk

Setelah puas berfoto di gapura yang menjadi ikon gerbang kedatangan ke Pulau Bali, kami melanjutkan perjalanan menuju Seminyak. Kebetulan hari ini adalah hari Jumat, jadi kami berangkat lebih cepat sekaligus mengejar waktunya shalat Jumat.

Untungnya di wilayah Gilimanuk, khususnya Kabupaten Jembrana ini ada banyak masjid besar yang mudah kita temui di pinggir jalan. Sehingga para pria bisa melaksanakan ibadah shalat Jumat dengan tepat waktu.

Masjid Jami Al-Akmal

Masjid Jami Al-Akmal

Mendekati waktu shalat Jumat, kami berhenti di Masjid Jami Al-Akmal Medewi. Ini adalah salah satu masjid besar yang dapat dengan mudah ditemui saat perjalanan menuju Seminyak.

Selain bangunan masjidnya yang besar, disini juga terdapat area istirahat untuk pria dan wanita yang berupa gazebo dan aula putri yang cukup luas lengkap dengan area wudhu dan kamar mandi. Jadi selagi menunggu para suami shalat Jumat, kami bisa istirahat sejenak dengan nyaman.

Masjid Jami Al-Akmal berlokasi di Jalan Raya Denpasar Gilimanuk, Medewi, Pekutatan, Medewi, Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali. Bangunan masjid yang megah dengan warna salem yang cerah dapat dengan mudah dilihat dari kejauhan.

Selain Masjid Jami Al-Akmal, sepanjang jalan Gilimanuk-Jl. Raya Denpasar ada banyak masjid lain yang bisa dipilih. Karena penduduk muslim di daerah sini cukup banyak. Mungkin karena daerahnya masih berbatasan dengan Pulau Jawa kali ya.

Selesai shalat Jumat dan istirahat sebentar, kami melanjutkan perjalanan menuju Seminyak. Rencananya kami akan makan di salah satu restoran yang berada di jalur Gilimanuk-Jl. Raya Denpasar.

Baca juga:

Rekomendasi Kuliner Khas Banyuwangi yang Wajib Kamu Coba!

Naik Kapal Ferry dari Pelabuhan Ketapang ke Gilimanuk

Warung Pantai

Warung Pantai

Rencananya kami akan makan siang di Warung Pantai yang berlokasi di Pantai Seseh atau Pantai Batu Belig. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sini sekitar 2 jam lamanya dari Masjid Jami Al-Akmal. 

Kebayang dong udah selapar apa kami karena sesampainya di Bali kami belum makan apapun. Terakhir makanan yang kami nikmati adalah nasi pecel yang kami beli di dekat penginapan Ijen Backpacker.

Sayangnya saat kami sampai warungnya tutup dong! Dua tempat makan yang kami datangi dua-duanya tutup dikarenakan karyawannya masih pada mudik semua. Yaa wajar sih toh kami datang itu saat H+4 lebaran, pasti masih pada mudik.

Padahal kalau lihat reviewnya dan saat kami turun ke warungnya, Warung Pantai ini punya lokasi dan pemandangan yang cakep banget! Kami bisa makan di tebing pinggir pantai sambil menikmati keindahan alam Bali. Kalau mau turun ke pantai juga bisa.

Pemandangan dari Warung Pantai

Saat aku lihat menu makanannya, duh ngiler banget rasanya karena udah kebayang nikmatnya makanan khas Warung Pantai sambil menikmati deburan ombak dari kejauhan. Next time kalau road trip ke Bali lagi wajib makan siang di sini!

Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan perut sedikit krucuk-krucuk. Hehe.

Baca juga: Melihat Keindahan Taman Nasional Baluran dari Dekat

Seminyak, Bali

Nasi Ayam Kedawatan Ibu Mangku

Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 5 jam lamanya. Akhirnya kami sampai juga di Seminyak, Bali. Sebelum check in hotel, kami memutuskan untuk makan siang yang kesorean dulu di Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku Seminyak.

Restoran yang terkenal dengan nasi campur ayamnya ini yang dulu dikenalkan oleh sahabatku saat kami ke Bali bareng.

Setelah kenyang, kami berjalan ke Pantai Petitenget untuk menikmati Sunset di Pulau bali yang indah banget! Entah kenapa sunset di pantai Bali itu beda banget kayak di pantai lain. Keindahannya berkali-kali lipat!

Oiya, tidak lupa aku juga menikmati lumpia ciri khas pantai Bali yang hanya bisa didapatkan di pantai-pantai Bali. Tadinya aku pikir lumpia ini cuma ada di Pantai Kuta saja, ternyata di Pantai Petitenget juga ada. Enak dan masih hangat!

Check in Hotel

Setelah puas menikmati sunset di Pantai Petitenget, kami melanjutkan perjalanan ke Hotel Liberta Seminyak. Ini adalah hotel pertama kami di Bali yang kami pesan mendadak karena aku baru sadar kalau ternyata kami masih punya satu hari tambahan di Bali.

Jarak dari Pantai Petitenget ke Hotel Liberta Seminyak sekitar 1,8 km saja atau sekitar 15 menit perjalanan. Meski dekat, lalu lintas menuju hotel padat sekali.

Penutup

suasana warung pantai

Itulah cerita tentang perjalanan kami dari Gilimanuk hingga akhirnya tiba di Hotel Liberta Seminyak Bali yang penuh dengan lika liku. Pengalaman itu akan selalu membekas di kepala dan menarik untuk diceritakan berkali-kali ke anakku.

Alhamdulillah meski harus melalui perjalanan yang panjang, hari pertama kami di Bali bisa kami nikmati dengan baik. Meski tidak sempurna namun semuanya masih sesuai jadwal yang aku buat!

Selanjutnya aku akan membahas tentang hotel yang ada di Bali dan destinasi wisata apa saja yang bisa dikunjungi saat berlibur ke Bali. Ditunggu ya!

ttd abira journal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *