Selesai makan siang di Bakso Remaja, kamipun melanjutkan perjalanan ke Pura Mangkunegaran.
Sejak kunjungan pertama kami ke Solo, aku tuh udah ngincer banget buat main ke rumahnya Gusti Bhre ini. Hanya saja waktu itu aku belum tahu kalau ternyata Pura Mangkunegaran ini berbeda dengan Keraton Solo. Wkwk.
Jadi di kunjungan pertama ke Solo, kami malah pergi ke Keraton Solo dan menikmati sejarah yang ada di sana.
Aku sempat berpikir, kok beda ya sama yang ada di Tiktoknya Rania Yasmin. Ternyata yaaa memang salah tempat! Wkwk.
Pura Mangkunegaran
Saat kami pertama kali menginjakkan kaki di Pura Mangkunegaran, kami langsung dibuat kagum dengan suasananya yang terasa magis.
Dilansir dari Wikipedia, Pura Mangkunegaran adalah istana resmi Kadipaten Mangkunegaran dan tempat kediaman para Adipati Mangkunegaran yang berlokasi di Surakarta. Istana ini mulai dibangun pada tahun 1757 oleh Mangkunegara I dengan mengikuti model keraton.
Hingga saat ini Pura Mangkunegaran masih menjadi tempat tinggal anggota kerajaan, putra putri keturunan Kadipaten Mangkunegaran. Tidak hanya itu, tempat ini juga menjadi destinasi wisata kebudayaan di Indonesia.
Sejarah Singkat Pura Mangkunegaran
Karena tertarik dengan sejarah dari Pura Mangkunegaran ini, akhirnya aku mulai cari tahu nih sejarahnya tipis-tipis.
Jadi, Pura Mangkunegaran ini didirikan pada tahun 1757 sebagai hasil dari Perjanjian Salatiga.
Perjanjian ini menandai akhir dari konflik internal dalam Kesultanan Mataram yang terjadi setelah kematian Amangkurat IV pada tahun 1726. Perselisihan kekuasaan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk kerabat kerajaan dan penjajah Belanda (VOC).
Raden Mas Said, yang dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa, memimpin pemberontakan melawan VOC dan Pakubuwono II.
Setelah melalui peperangan selama bertahun-tahun, akhirnya pada tahun 1757, melalui Perjanjian Salatiga, Raden Mas Said diakui sebagai penguasa dengan gelar Mangkunegara I dan mendirikan Kadipaten Mangkunegaran.
Saat ini, Pura Mangkunegaran menjadi salah satu situs budaya penting di Indonesia, tempat tujuan wisata sekaligus penerus tradisi adat, seni dan budaya agar tetap lestari.
Baca juga:
Serunya Menginap di Nata Azana Hotel Solo, Bisa Netflix-an!
Area di Pura Mangkunegaran
Setiap pengunjung yang datang, akan ditemani oleh tour guide yang menjelaskan mengenai Pura Mangkunegaran beserta sejarah dibelakangnya. Saat memasuki halaman Pura Mangkunegaran, kami diberi kesempatan untuk foto bersama di depan istana terlebih dahulu sebagai kenang-kenangan.
Pendopo Ageng
Area pertama yang kami kunjungi adalah Pendopo Ageng, ini adalah bangunan utama yang paling menonjol di Pura Mangkunegaran. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat pertemuan resmi, upacara kerajaan, dan pertunjukan seni.
Pendopo Ageng memiliki arsitektur terbuka dengan tiang-tiang kayu besar dan atap yang tinggi, mencerminkan gaya arsitektur tradisional Jawa.
Pringgitan
Selanjutnya kami diarahkan menuju Pringgitan, area yang terletak di antara Pendopo Ageng dan Dalem Ageng.
Tempat ini digunakan sebagai ruang peralihan dan sering menjadi lokasi pertunjukan wayang kulit. Pringgitan berfungsi sebagai ruang penerima tamu yang masuk dari pendopo sebelum menuju ke ruang dalam istana.
Dalem Ageng
Kamipun tiba di area Dalem Ageng, di mana tempat ini merupakan kediaman pribadi raja dan keluarganya.
Bangunan ini memiliki desain yang lebih tertutup dan berfungsi sebagai area tinggal serta tempat untuk kegiatan sehari-hari keluarga kerajaan. Makanya pintu masuk area ini diberi tali penghalang agar tidak sembarangan orang masuk ke dalam.
Dalem Ageng juga sering digunakan untuk pertemuan yang lebih bersifat pribadi.
Ndalem Ageng Prabasuyasa
Bagian dari Dalem Ageng dikenal dengan Ndalem Ageng Prabasuyasa. Ruangan ini didekorasi dengan ornamen-ornamen khas Jawa yang indah dan sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan khusus keluarga kerajaan, termasuk acara-acara sakral dan pertemuan penting.
Keputren
Bagian istana lain yang boleh dikunjungi oleh wisatawan adalah Keputren, di mana ini merupakan area yang dikhususkan untuk para putri dan wanita kerajaan.
Tempat ini memiliki taman-taman yang indah dan bangunan-bangunan kecil yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan area rekreasi bagi para putri kerajaan.
Untuk menjaga privasi, dibangun dinding-dinding kaca sebagai pembatas antara area kamar dan area yang dikunjungi wisatawan.
Museum dan Perpustakaan
Tidak lupa kami pun mengunjungi museum dan perpustakaan di Pura Mangkunegaran. Di sini tersimpan berbagai koleksi bersejarah, termasuk manuskrip kuno, artefak budaya, dan benda-benda seni.
Koleksi ini memberikan gambaran tentang sejarah dan kebudayaan Jawa, khususnya yang berkaitan dengan Mangkunegaran.
Sasana Mulya
Terdapat bangunan yang bernama Sasana Mulya, yang biasa digunakan untuk latihan tari dan musik gamelan. Pada waktu tertentu kamu bisa datang dan menikmati latihan tari dan musik dari gamelan yang sudah berusia puluhan tahun.
Kalau gak salah latihan tarinya dilakukan pada hari Rabu dan Sabtu sekitar jam 11.00, CMIIW.
Pracima Tuin
Terakhir kami diajak mengunjungi area terbaru dan termodern yang ada di Pura Mangkunegaran, Pracima Tuin. Pracima Tuin terdiri dari dua bagian, yaitu restoran Pracimasana dan taman dengan air mancur.
Pracimasana merupakan restoran yang menawarkan pengalaman makan dengan suasana ala kerajaan Jawa. Semua menu makanan di sini telah mendapatkan persetujuan langsung dari KGPAA Mangkunegoro X.
Untuk dapat menikmati makanan di sini, kamu diwajibkan reservasi terlebih dahulu karena kapasitasnya hanya untuk 100 orang saja. Selain itu terdapat aturan tertentu yang harus dipatuhi untuk dapat masuk ke dalam Pracima Tuin ini.
Baca juga:
Seporsi Bakso Komplit di Bakso Remaja Kartopuran Solo
Makan Malam Bestik Lidah di Sumber Bestik Pak Darmo Solo
Harga Tiket Masuk Pura Mangkunegaran
Harga tiket masuk ke Pura Mangkunegaran sebesar Rp30.000/orang, untuk anak berusia >5 tahun sudah mendapat harga tiket full yaa.
Oiya, setiap pengunjung yang datang akan ditemani oleh tour guide yang menjelaskan tentang sejarah di sini. Biaya untuk tour guide-nya sendiri seikhlasnya yaa.
Lokasi Pura Mangkunegaran
Pura Mangkunegaran berlokasi di Jl. Ronggowarsito, Keprabon, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57131, no telepon: (0271) 642016. Pura Mangkunegaran buka setiap hari dari Senin hingga Minggu mulai pukul 09.00-15.00.
Penutup
Pengalaman kami berkunjung ke Pura Mangkunegaran sangatlah berkesan dan tidak mudah dilupakan. Berkunjung ke tempat bersejarah dapat membuka wawasan kami mengenai ragam budaya di Indonesia.
Kami selalu senang mengajak nona manis untuk belajar sejarah di manapun tempat yang kami kunjungi.
Semoga di kunjungan selanjutnya, kami bisa menikmati makan malam di restoran Pracimasana sembari merayakan Wedding Anniversary! Hihi.
Leave a Reply